SITUBONDO – Masyarakat Peduli Kamtibmas Desa Sumberwaru Menggelar diskusi bersama Forkopimcam Banyuputih dengan kemasan ngopi bereng serta bincang santai terkait maraknya pencurian yang ada di Desa Sumberwaru Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo Jawa Timur. Kegiatan positif digelar pada Jumat malam 20 juni 2025.
Hadir saat ngopi bareng. Plt. Camat Banyuputih H. Erwan Darmawan bersama Kasi Ekbang, stap Kesrah. Kapolsek Banyuputih AKP Hasan Bisri bersama dua anggota, Danramil 0823/08 Banyuputih Kapten Inf Basuki Rahmat. Kepala SPTN Wilayah II Taman Nasional Baluran Karangtekok Jaja Suharja senjaya, s.hut. serta puluhan perwakilan masyarakat Desa Sumberwaru.
Ngopi bareng Forkopimcam Banyuputih, lahir dari ide brillian sekumpulan masyarakat yang peduli dengan keamanan lingkungan di desa sumberwaru, dengan latar belakang maraknya ganguan keamanan yang kerap terjadi di desa tersebut, ide mereka direspon baik oleh Kepala Desa Sumberwaru serta Forkopimcam Banyuputih, serta puluhan masyarat sekitar, khususnya Petani dan pengembala sapi.
Maraknya pencurian sapi dengan cara dijagal dilereng taman Nasional Baluran serta pencurian sepeda motor, serta gangguan hama kera yang masuk ke pertanian warga, menjadi topik utama dalam pertemuan itu, mengantisipasi serta mencarikan jalan keluar agar tidak terjadi kejadian serupa, menjadi pembahasan penting serta butuh waktu. Mengingat sapi sapi yang mereka gembalakan dilepas liarkan dilereng hutan tanpa tanpa pengawasan, bahkan sapi mereka dibiarkan nginep di hutan.
Kapolsek Banyuputih AKP. Hasan Bisri, menyampaikan,” memelihara sapi dengan cara dilepas liarkan harus tetap dijaga, sejak berangkat dan pulang ke kandang, dengan seperti itu akan mempersempit ruang pencuri untuk melakukannya, dan setiap ada kejadian apapun yang merugikan, kami minta untuk melaporkannya,” tegas Kapolsek Banyuputih.
Kepala SPTN Wilayah II Taman Nasional Baluran Karangtekok Jaja Suharja senjaya, s.hut. menanggapi, turut prihatin dengan peristiwa itu, untuk mengembala sapi dihutan taman Nasional Baluran dapat menyebabkan beberapa masalah, Sapi dapat merusak vegetasi dan mengganggu keseimbangan ekosistem hutan. Sapi juga mengganggu satwa liar yang hidup di hutan, seperti mengancam habitat dan sumber makanan mereka,”Katanya.
Untuk pertanian. kera ekor panjang yang dikeluhkan mengganggu pertanian warga bisa dikarena ketersediaan makanan di habitat alaminya berkurang kemudian menganggu tanaman pertanian warga, apapun keluhan itu tetap kami tampung dan akan kami sampaikan keatasan untuk dicarikan jalan keluarnya bersama sama,” tegas Pria Asal Majalengka Jaja Suharja Sanjaya.
Dari sejumlah sumber terkait. Keluhan Petani dengan adanya kera yang merusak pertanian warga, yang memiliki Kewenangan untuk menangani masalah kera yang mengganggu lahan pertanian biasanya berada di bawah tanggung jawab beberapa lembaga atau dinas terkait, sala satunya Dinas Pertanian. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) serta Dinas Kehutanan.
Kepala Desa Sumberwaru Imam Anshori sebagai moderator pada gelaran ngopi bereng tersebut, berharap menjadi acara berkesinambungan, selain sangat banyak memberikan manfaat, juga lebih mendekatkan diri antara Kepala Desa, Forkopimcam, serta masyarakat dan bisa langsung menyerap inspirasi masyarakat yang hadir pada momen tersebut,” ini akan kami adakan kembali, nanti kami jadwalnya kembali, sebab disini bukan hanya empat pilar, namun ada beberapa pilar kami undang,” tegas Moderator Imam Anshori (*).